CIANJUR TIMES – Kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Cibodas (KRC) pada momen Lebaran 2025 mengalami penurunan signifikan. Salah satu penyebab utamanya adalah keluhan wisatawan terhadap pungutan retribusi ganda yang diberlakukan di gerbang 1 dan 2, kawasan Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas.
Wisatawan yang masuk melalui dua gerbang tersebut harus membayar biaya masuk dua kali. Pertama, mereka harus membayar tiket di gerbang utama yang pengelolaannya oleh pihak ketiga bersama Pemkab Cianjur. Setelah itu, tiket kembali dibeli di loket utama Kebun Raya Cibodas.
General Manager Corporate Communication PT Mitra Natura Raya, pengelola KRC, Zaenal Arifin, menyebutkan bahwa pada Lebaran tahun lalu, jumlah kunjungan mencapai sekitar 10.000 orang. Namun, tahun ini hanya sekitar 6.000 wisatawan yang datang.
“Isu ini sempat ramai dibahas di media sosial. Banyak pengunjung yang protes karena merasa harus membayar dua kali. Itu jadi salah satu faktor utama turunnya jumlah pengunjung tahun ini. Meski begitu, bisa jadi ada faktor lain yang belum kami ketahui,” ujar Zaenal kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).
Zaenal menegaskan bahwa pengelolaan pungutan retribusi di gerbang 1 dan 2 merupakan wewenang Pemkab Cianjur, bukan dari pihak Kebun Raya Cibodas.
“Soal pungutan retribusi di gerbang masuk, itu di luar kendali kami. Hal tersebut sepenuhnya tanggung jawab pemerintah daerah,” jelasnya.
Akibat kondisi tersebut, wisatawan memilih alternatif lain, yaitu masuk melalui gerbang 3 yang berada di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas. Namun, menurut Zaenal, jalur ini kurang direkomendasikan karena kondisi jalannya cukup ekstrem dan membahayakan kendaraan roda empat.
“Banyak yang masuk lewat gerbang 3 demi menghindari biaya ganda. Tapi aksesnya cukup berbahaya, terutama untuk kendaraan pribadi,” tambahnya.
Pihak KRC berharap Pemkab Cianjur segera mengevaluasi sistem retribusi agar tidak membebani wisatawan dan memberikan pengalaman berlibur yang lebih baik dan meningkatkan kembali kunjungan ke Kebun Raya Cibodas.(*)