CIANJUR TIMES – Setelah menyatakan Sekda Cianjur mundur dari jabatannya, Cecep Alamsyah menggelar apel perpisahan di lapangan Sekretariat Daerah (Setda) Cianjur, Jumat (29/8/2025). Di hadapan para pejabat Pemkab Cianjur, Cecep menegaskan keputusannya untuk memasuki masa persiapan pensiun (MPP) murni atas kemauan sendiri, tanpa ada paksaan.
“Saya menjabat sekda kurang lebih selama tiga atau empat tahun. Keputusan mundur ini murni kemauan saya sendiri, tidak ada paksaan. Jika ada paksaan juga ya saya bisa melawan,” ujar Cecep.
Selain itu, ia menjelaskan, keputusan ini juga lantaran masa pengabdiannya yang sudah cukup panjang. Ia resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1 September 1990, dan sengaja memutuskan berhenti pada tanggal yang sama di tahun 2025. “Saya rasa sudah cukup. Makanya saat ini juga saya mengundurkan diri sebagai Sekda Cianjur,” tuturnya.
Akui Pola Komunikasi Jadi Kendala
Dalam momen undur diri tersebut, Cecep secara terbuka mengakui salah satu kendala terbesarnya selama menjabat adalah pola komunikasi dan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab. Ia mengaku sempat dicap galak oleh sebagian pihak.
“Saya kan dicap galak, saya kira itu kesalahan saya. Tadinya saya berpikir karena ada PR yang besar, banyak hal yang harus kita urus. Terhadap kawan-kawan saya anggap tidak serius, saya keras itu. Tapi ternyata itu hanya membuat iklim komunikasi tidak bagus,” akunya.
Ia bahkan mengaku pola komunikasi yang kurang baik tersebut menjadi salah satu faktor pertimbangan baginya untuk mundur.
“Iya, makanya saya putuskan untuk ambil MPP cepat, dan saya akan lihat nanti bagaimana perkembangannya,” tambahnya.
Tantangan untuk Pejabat Sekda Baru
Sebelum mengakhiri masa jabatannya, Cecep menyampaikan sejumlah pesan terakhirnya. Ia menilai masih banyak tugas besar di Cianjur yang harus jadi perhatian. Ia menyebut, tingkat kemiskinan di Cianjur berada di atas rata-rata jika dibandingkan dengan daerah lain. Selain itu, posisi Cianjur kini “terjepit” oleh daerah-daerah tetangga yang sudah jauh lebih maju dalam hal infrastruktur.
“Jadi Cianjur itu sekarang sudah nyaris terjepit oleh daerah lain. (Ada) yang sudah punya tol, sudah ada prasarana yang bagus, karena mereka sudah berkembang seperti Subang. Sementara kita kan belum, artinya itu menjadi tugas yang besar,” ungkapnya.
Terakhir, ia menyinggung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur yang masih menduduki posisi terendah di Jawa Barat. Ia berharap, pejabat sekda baru dapat segera mengejar ketertinggalan dan mempersiapkan fondasi kokoh agar Cianjur ke depan bisa lebih berdaya saing.(*)