CIANJUR TIMES – Tiga pelajar berbakat asal Cianjur dan Bandung, Jawa Barat, berhasil membawa harum nama Indonesia di kancah internasional. Mereka sukses meraih medali emas dalam olimpiade sains di Inggris berkat proyek inovatif mereka. Pemanfaatan limbah tulang ayam sebagai bahan baku batu bata ramah lingkungan merupakan judul yangmereka usung.
Ketiga pelajar tersebut adalah Moch Zahran Alfathin Mulkan Djunaedi dari Cianjur. Serta Viandra Satriya Hutomo dan Muhammad Haikal Alqory dari Bandung. Mereka berkompetisi dalam International Greenwich Olympiad (IGO) 2025 di London, yang berlangsung pada 22-28 Juni 2025.
Dalam olimpiade bergengsi itu, mereka mempresentasikan proyek berjudul “Potential of CaCo3 from Chicken Bone Waste as an Environmentally Friendly Concrete Composite Additive”. Proyek ini berfokus pada pembuatan batu bata dari tepung tulang ayam sebagai zat tambahan yang ramah lingkungan.
Dengan ide cemerlang pemanfaatan limbah tulang ayam untuk bahan baku yang ramah lingkungan ini, Zahran dan kedua rekannya berhasil mengungguli 350 peserta lain dari 53 negara.
“Alhamdulillah, dalam olimpiade tersebut kami berhasil meraih medali emas. Medali perak diraih tim dari Turki. Sementara perunggu oleh tim dari Korea Selatan,” ujar Moch Zahran Alfathin Mulkan Djunaedi, saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (28/6/2025).

Raihan Medali Olimpiade Internasional Ketujuh Zahran
Zahran mengungkapkan bahwa medali emas ini merupakan raihan ketujuh baginya dalam ajang olimpiade sains internasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
“Secara pribadi, ini medali emas saya yang ketujuh. Seluruhnya adalah raihan untuk proyek sains di olimpiade internasional,” katanya.
Putra dari pasangan pengusaha H. Aris Mulkan dan Lussy Rachmawaty ini mengaku sangat senang dapat meraih medali dan membawa nama baik Indonesia di kancah internasional. Ia menambahkan, proses seleksi di tingkat nasional pun tidaklah mudah, hingga akhirnya mereka bisa mewakili Indonesia di ajang global.
“Ini adalah pengalaman luar biasa. Berdiri di panggung internasional, membawa bendera Merah Putih. Dan mendengar nama Indonesia disebut sebagai juara pertama adalah momen yang tak akan pernah kami lupakan. Ini sekaligus membuktikan bahwa pelajar dari Indonesia mampu bersaing,” tutur Zahran.
Ia menyatakan, proyek mereka akan terus mereka sempurnakan dan kembangkan agar dapat bermanfaat di tanah air. Menurutnya, pemanfaatan olahan limbah tulang ayam menjadi serbuk atau tepung ini mampu memperkuat struktur beton batu bata hingga beton. Bahan dasar berupa limbah organik ini menjadikannya ramah lingkungan serta mengurangi penumpukan limbah.
“Awalnya kan dari keprihatinan kami dengan banyaknya limbah tulang. Jadi kami meneliti hingga akhirnya dari tulang tersebut kami jadikan serbuk yang menjadi bahan penguat batu bata atau beton komposit yang ramah lingkungan. Kami harap penelitian ini bisa bermanfaat di tanah air,” pungkasnya.(*)