Cianjur Times – Sebanyak delapan makam yang warga anggap keramat namun diduga palsu dibongkar di Kampung Barilimus, Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, pada Selasa (15/4).
Pembongkaran ini terjadi karena keresahan warga terkait keaslian makam dan potensi penyesatan keyakinan.
Pemerintah desa, tokoh agama, dan warga melakukan pembongkaran dan mendapat pengawasan langsung oleh unsur Forkopimcam Sukaresmi. Dari sembilan makam di lokasi, hanya satu yang tetap utuh, yaitu Makam Eyang Sa Wadah, yang masyarakat setempat yakini memiliki nilai sejarah dan spiritual.
Kepala Desa Cikancana, Nanang, menyampaikan keprihatinannya atas keberadaan makam-makam yang ia nilai menyimpang dari ajaran agama dan meresahkan masyarakat.
“Saya selaku kepala desa awalnya sangat geram atas aktivitas yang menyimpang tersebut, apalagi sudah membuat keresahan di masyarakat,” ujarnya pada Rabu (16/4/2025).
Nanang mengungkapkan bahwa tokoh masyarakat dan seseorang yang mengaku sebagai kuncen makam telah bertemu untuk mediasi. Dalam pertemuan tersebut, kuncen mengakui mendirikan makam berdasarkan wangsit atau mimpi.
“Sebagai orang asli sini, saya tahu betul bahwa dari dulu tidak pernah ada makam berjajar seperti itu. Makam-makam itu muncul baru-baru ini, sejak masa pandemi COVID-19,” jelasnya.

Forkopimcam Awasi Pembongkaran Makam Keramat Palsu
Camat Sukaresmi, Latif Ridwan, membenarkan adanya laporan dari Kepala Desa Cikancana dan masyarakat sekitar terkait dugaan keberadaan delapan makam palsu.
“Ya kang, selain laporan dari kepala desa, kami juga menerima laporan dari kuncen dan masyarakat yang berada di sekitar makam. Awalnya hanya ada satu makam, namun kemudian bertambah menjadi sembilan. Jadi, delapan di antaranya adalah palsu,” kata Latif saat Cianjur Times mengkonfirmasi pada Rabu (16/4/2025).
Latif menambahkan bahwa pihaknya bersama Forkopimcam menyaksikan langsung proses pembongkaran delapan makam palsu tersebut setelah melalui musyawarah dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat.
“Kami khawatir hal ini dapat menyesatkan warga,” ujarnya.
Tujuan pembongkaran ini adalah untuk mencegah penyesatan masyarakat, terutama dalam hal keyakinan dan akidah. Latif menegaskan bahwa Makam Eyang Sa Wadah tetap dipertahankan karena nilai sejarah dan spiritualnya bagi masyarakat sekitar.
Proses pembongkaran berjalan tertib dengan pengawalan aparat setempat. Menyikapi kejadian ini, Latif mengimbau masyarakat Sukaresmi untuk tidak mudah terprovokasi dan selalu memastikan kebenaran informasi.
“Jadi, warga masyarakat Sukaresmi jangan mudah dipengaruhi, harus betul-betul jelas dasarnya, jelas silsilahnya. Jangan percaya kepada orang, apalagi jika orang tersebut bukan warga kita. Intinya, jangan percaya pada hal-hal gaib yang belum tentu kebenarannya,” pungkasnya.(*)