Cianjur, cianjurtimes.com – Tangan-tangan terampil Muhammad Sam (29) menepuk-nepuk permukaan beduk, menghasilkan suara yang khas dan membangkitkan semangat Ramadan. Ia adalah penjual beduk di Jalan KH Saban, Cianjur.
Ia menjajakan berbagai ukuran beduk, mulai dari yang kecil untuk anak-anak hingga yang besar untuk masjid. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 1,1 juta, tergantung pada ukuran dan jenis kulit yang digunakan.
Sam memulai penjualan beduk sejak seminggu sebelum puasa. Ia juga menerima pesanan di hari-hari biasa.
“Penjualan utama memang seminggu sebelum puasa, tapi pesanan tetap saya layani sepanjang tahun,” ujarnya pada Minggu (16/3/2025).
Harga beduk yang Sam tawarkan bergantung pada jenis kulit yang digunakan. Ia menggunakan kulit sapi, kerbau, dan domba.
“Setiap jenis kulit memiliki harga yang berbeda,” jelasnya.
Menurut penjual beduk ini, kulit kerbau adalah pilihan terbaik karena ketebalan dan kekuatannya.
“Kulit kerbau lebih tebal dan keras daripada kulit sapi,” katanya.
Selisih harga antara kulit kerbau dan sapi sekitar Rp 100 ribu. Untuk kulit domba, harga ditentukan oleh panjang yang dibutuhkan.
“Misalnya, 1,20 meter kulit domba harganya Rp 60 ribu,” tambah Sam.
Sam mendapatkan kulit-kulit tersebut dari pemasok. Selanjutnya, ia membawa kulit tersebut ke tempat produksi untuk diolah menjadi kulit beduk.
“Setelah proses selesai, kulit beduk siap saya gunakan,” ucapnya.
Beduk ukuran besar dan sedang paling banyak peminatnya.
“Beduk kecil jarang ada yang beli,” ungkap Sam.
Namun, ia tetap optimis beduk kecil akan terjual di tahun berikutnya.
“Paling tidak, modal saya tetap aman,” ujarnya.
Penjualan beduk mengalami puncak kejayaan dua tahun lalu. Saat itu, Sam bahkan membuat beduk berukuran sangat besar dari kayu.
“Sayangnya, penjualan terus menurun hingga saat ini,” pungkasnya.(vit)