CIANJUR TIMES – Kesedihan mendalam menyelimuti keluarga Ihsanudin (42), seorang pekerja migran asal Kampung Lio, Desa Ciherang, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Ia meninggal dunia di Jepang pada 15 Agustus 2025. Hingga kini, jenazahnya belum dapat pulang ke tanah air. Karena itu, keluarga pekerja migran Cianjur minta bantuan Bupati karena terkendala biaya pemulangan yang mencapai puluhan juta rupiah.
Istri almarhum, Risma Sulastri (35), menceritakan suaminya berangkat ke Jepang pada Desember 2023 menggunakan visa turis. Ia bekerja serabutan sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap pada akhir 2024. Saat sakit, Ihsanudin sempat kesulitan mendapatkan layanan medis karena statusnya yang overstay.
“Bulan Juli 2025 suami saya mulai mengeluh sakit kepala hebat. Karena statusnya over stay, ia kesulitan mendapat layanan medis. Alhamdulillah KBRI Tokyo dan relawan sempat membantu dengan perawatan, termasuk infus beberapa kali,” ujar Risma, Jumat (29/8/2025).
Kondisi Ihsanudin terus memburuk hingga harus mendapat perawatan ke Kenritsu Chuo Hospital, dan diagnosis dokter mengatakan ia menderita TBC pembuluh darah. Sehari kemudian, ia meninggal dunia. Risma menjelaskan, biaya pemulangan jenazah mencapai Rp90 juta, di luar biaya penitipan jenazah yang menacpai ¥10.000 per hari.
“Waktu sakit sebenarnya suami saya ingin pulang, tapi aturan di sana untuk over stay cukup rumit. Akhirnya tidak sempat melapor ke Imigrasi Tokyo,” tuturnya.
Pemkab Cianjur Berjanji Proses Bantuan
Menanggapi permohonan bantuan dari keluarga, Bupati Cianjur dr. Mohammad Wahyu Ferdian, mengatakan pihak Pemkab sudah melakukan langkah-langkah untuk membantu pemulangan jenazah.
”Jadi memang itu rekan kita, saudara kita kesana, memang secara administratif surat-menyurat tidak sesuai ya, sudah berproses dari beberapa minggu yang lalu,” kata Bupati.
Tenaga Analis Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans Cianjur, Raga Sugih Pangestu, membenarkan pihaknya sudah melayangkan surat permohonan bantuan ke Kementerian Luar Negeri pada 6 Agustus 2025. Surat itu juga ditembuskan ke Bupati Cianjur, Kementerian P2MI, dan BP3MI Jawa Barat.
Saat ini, keluarga besar Ihsanudin bersama para WNI di Jepang masih terus berupaya menggalang dana agar jenazah dapat segera dipulangkan. Pihak keluarga berharap uluran tangan dari pemerintah daerah dan seluruh masyarakat.(*)