CIANJUR TIMES – Relawan Tangguh Bencana (Retana) di Kabupaten Cianjur kini resmi dikukuhkan di Pendopo Pemda Cianjur, menandai babak baru dalam kesiapsiagaan bencana di daerah tersebut. Kehadiran Retana menjadi sangat penting sebagai kepanjangan tangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat proses evakuasi bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Cianjur, Taufik Zuhrizal, menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan fundamental dalam kepengurusan Retana yang baru ini, hanya ada beberapa penyesuaian manajerial dalam organisasinya.
“Retana ini tidak ada perbedaan, hanya saja yang sebelumnya merupakan pionir. Jadi saat ini kelanjutan untuk meneruskan,” katanya. Ia menambahkan, di era baru ini, tugas dan fungsi Retana tetap sama. “Retana di era baru ini terdiri dari kekuatan muda yang rata-rata berusia sekitar 20-35 tahun dan juga oleh personel Retana sebelumnya,” pungkas Taufik.
Komposisi Baru Retana Cianjur dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana
Koordinator Kabupaten (Korkab) Retana Cianjur, Encep Aby Muhiban, mengatakan struktur organisasi Retana kini sudah sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi anggaran. Pihaknya mengubah komposisi personel Retana yang baru. Jika sebelumnya setiap kecamatan dan desa memiliki masing-masing lima personel, kini berubah menjadi lima koordinator di tingkat kabupaten, satu di tingkat kecamatan, dan satu koordinator di tingkat desa.
“Karena dengan efisiensi anggaran, jumlah personel kami kurangi, namun itu tidak akan mengurangi sisi kinerja kami. Ke depannya kami pun akan membentuk Desa Tangguh Bencana yang nantinya akan berada pada koordinasi langsung oleh pemerintah desa,” ucap Encep pada Kamis (24/7/2025).
Encep menambahkan, pihaknya telah merencanakan pembentukan lima Desa Tangguh Bencana sebagai kepanjangan tangan Retana di lapangan, yang merupakan program BNPB.
“Desa Tangguh Bencana akan berperan penting sebagai garda terdepan di desa dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana. Walaupun regulasinya di desa, namun fungsinya tetap selaras dengan visi Retana,” ujarnya.
“Kami pun berkomitmen untuk siap mengabdi kepada kemanusiaan, hadir dan tangguh dalam setiap kondisi bencana. Siap bersinergi dengan pemerintah, masyarakat, serta seluruh unsur pentaheliks, dan menjadi contoh juga pelopor budaya sadar bencana,” pungkas Encep.(*)
















