Cianjur – Sebuah ruang kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bojongherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berada dalam kondisi memprihatinkan karena nyaris ambruk. Saat ini, hanya dua batang bambu yang menopang atap ruang kelas tersebut agar tidak roboh dan membahayakan keselamatan siswa.
Kepala SDN Bojongherang, Ucu Fatimah, menjelaskan bahwa ruang kelas yang kondisinya mengkhawatirkan ini terletak di antara ruang kelas lain yang telah berdiri lebih dari satu dekade.
Menurut penuturannya, kondisi bangunan ruang kelas 5 sangat mengkhawatirkan, dengan bagian puncak atap yang terlihat melengkung.
“Usia bangunan ini sudah lebih dari 10 tahun. Kerusakan pada ruang kelas ini sendiri mulai terjadi sejak tahun 2017. Puncaknya, pada awal April 2025, kayu penyangga atapnya patah, sehingga ruang kelas nyaris ambruk,” ungkapnya pada Senin (28/4/2025).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihak sekolah terpaksa memindahkan siswa ke ruang seni sebagai langkah antisipasi jika atap tiba-tiba roboh.
“Kemungkinan kerusakannya tidak hanya pada kayu penyangga langit-langit. Bagian paling atas atap juga kemungkinan sudah patah, karena dari luar pun terlihat jelas melengkung. Kami khawatir jika tiba-tiba ambruk dan menimpa siswa saat belajar, jadi untuk sementara siswa kelas 5 B kami alihkan ke ruang seni,” jelasnya.
Ucu Fatimah mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah mengajukan permohonan perbaikan ruang kelas sejak tahun 2017, namun hingga saat ini belum ada respons positif.

Disdikpora Hanya Sarankan Perbaiki Kelas SDN Bojongherang Pakai Bambu
Bahkan, beberapa waktu lalu, perwakilan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur sempat mengunjungi sekolah. Namun, perwakilan dinas tersebut hanya menyarankan agar pihak sekolah menyangga atap bangunan dengan kayu atau bambu.
“Pengajuan perbaikan sudah kami lakukan sejak lama. Bahkan sudah tiga kali pergantian kepala dinas pendidikan, permohonan terus kami ajukan, namun perbaikan tak kunjung terealisasi. Ironisnya, kemarin ada perwakilan dinas yang datang dan hanya menyarankan untuk menyangga atap sementara sambil menunggu pembangunan tahun depan atau bahkan tahun 2027,” tuturnya dengan nada prihatin.
“Saya sangat khawatir jika kondisi ini terus berlanjut, bukan hanya ruang kelas itu saja yang bisa ambruk, tetapi juga ruang kelas lainnya karena letaknya yang berada di tengah bangunan. Saya sangat berharap agar bangunan ini segera dibangun kembali agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan aman, tanpa terancam kondisi bangunan sekolah yang berada di wilayah perkotaan ini,” tegasnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Bupati Cianjur, Ramzi, meminta dinas terkait untuk segera mengambil tindakan perbaikan. Ia menekankan bahwa lokasi sekolah yang berada di pusat kota merupakan representasi wajah Kabupaten Cianjur.
“Itu ada di depan mata (dekat dengan Pendopo Cianjur, red) dan kerusakannya sudah berlangsung lama. Tidak perlu banyak bicara, dinas terkait harus segera menyelesaikan masalah ini. Karena ini jelas terlihat dan ini adalah hak mereka (siswa),” pungkasnya.(*)