CIANJUR TIMES – Bupati Cianjur, dr. Mohammad Wahyu Ferdian, akhirnya angkat bicara menanggapi gelombang aksi demonstrasi yang menuntut realisasi janji kampanye politiknya. Tuntutan utama yang disuarakan mencakup pencairan dana Rp25 juta per RT, insentif guru ngaji, hingga dana Rp300 juta untuk pesantren.
Pernyataan tersebut Wahyu sampaikan usai menghadiri kegiatan Rembug Warga di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, pada Senin (24/11/2025).
Dalam keterangannya, Wahyu menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak diam. Ia memastikan seluruh program prioritas yang ia janjikan telah berjalan dan terealisasi secara bertahap, dengan tetap berpedoman pada regulasi yang berlaku.
“Semua kita laksanakan. Saya kira warga Cianjur sudah pintar, sudah cerdas, sehingga paham bahwa pemerintah daerah on the right track, kita berjalan sesuai aturan yang berlaku. Semua program kita laksanakan untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi masyarakat,” ujarnya kepada awak media menanggapi aksi Demo Bupati Cianjur.
Dinamika Demokrasi dan Komitmen Kerja Maksimal
Menyikapi aksi unjuk rasa yang terjadi, Bupati menilai hal tersebut sebagai dinamika yang wajar dalam iklim demokrasi. Meski demikian, ia menekankan komitmennya untuk tetap fokus bekerja maksimal melayani masyarakat tanpa terganggu oleh tekanan politik.
“Semua orang berhak berpendapat. Saya ingin bekerja seperti yang saya bilang tadi, bekerja saja yang betul. Saya tidak tahu akan meninggal kapan, jadi saya bekerja sebaik-baiknya setiap hari, setiap detiknya, untuk bekal saya di akhirat,” tegasnya.
Pernyataan ini menunjukkan sikap Wahyu Ferdian yang memilih fokus pada kinerja ketimbang menanggapi isu politik yang menyertai Demo Bupati Cianjur tersebut.
Program Rp25 Juta per RT Bersifat Fleksibel
Wahyu secara spesifik menyoroti tuntutan mengenai dana Rp25 juta per Rukun Tetangga (RT). Ia menjelaskan bahwa realisasi program tersebut bersifat fleksibel. Program ini menyesuaikan kebutuhan infrastruktur dan sarana di masing-masing wilayah, bukan sekadar pembagian uang tunai tanpa peruntukan yang jelas.
“Program 25 juta per RT ini sudah berlangsung sebenarnya. Di lokasi lain sudah berjalan dalam bentuk pembangunan jalan, penerangan jalan umum (PJU), dan ada juga yang meminta mobil kebersihan karena jalan lingkungannya sudah bagus, PJU-nya sudah cukup. Jadi kita sesuaikan dengan kebutuhan daerahnya masing-masing,” pungkasnya












