CIANJUR TIMES – Pemerintah Kabupaten Cianjur mulai melakukan penataan serius di zona ketiga atau kawasan terluar Situs Megalitikum Gunung Padang. Langkah strategis ini bertujuan menjadikan pintu masuk pertama sebagai sentra kuliner dan pusat oleh-oleh khas Cianjur guna menyambut lonjakan wisatawan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Ayi Reza Addairobi, menjelaskan bahwa fasilitas kios dan lahan parkir sebenarnya telah tersedia di lokasi yang berjarak 2,9 kilometer dari situs utama tersebut.
“Pusat kuliner dan oleh-oleh sebenarnya sudah ada, tetapi belum berfungsi karena sebelumnya kami belum punya dasar untuk nilai sewa ruko tersebut,” ujar Ayi Reza Addairobi, Rabu (17/12/2025).
Regulasi Rampung, Siap Sambut Kereta Wisata
Ayi menambahkan bahwa kendala administrasi kini telah teratasi dengan terbitnya regulasi baru terkait retribusi dan pajak daerah. Aktivasi pusat oleh-oleh ini juga sangat krusial untuk menunjang rencana pemerintah pusat yang sedang melakukan pemugaran dan penelitian lanjutan di Wisata Gunung Padang.
Momentum ini semakin kuat dengan rencana aktivasi kereta wisata rute Jakarta-Cianjur oleh PT KAI yang memunculkan harapan akan meningkatkan angka kunjungan secara signifikan.
“Dari pemerintah pusat sedang pemugaran. Dari KAI akan mengoperasikan kereta wisata dari Jakarta menuju Cianjur. Dengan semua itu, kunjungan wisata akan naik. Sehingga kami manfaatkan semua ini dengan segera menata pusat kuliner untuk meningkatkan perekonomian,” jelasnya.
Integrasi Transportasi dan Standarisasi Tarif
Selain menata pusat kulinari, Pemkab Cianjur juga tengah menyiapkan konektivitas transportasi dari Stasiun Lampegan menuju destinasi Wisata Gunung Padang serta Curug Cikondang. Pihaknya berencana berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan untuk mengatur trayek angkutan umum dan ojek.
“Kami akan siapkan trayek khusus supaya wisatawan yang menggunakan kereta tidak kebingungan. Namun, nanti akan ditetapkan standar harganya agar tidak ada oknum yang melakukan ‘getok’ tarif kepada wisatawan,” pungkas Ayi.
Melalui penataan yang terintegrasi ini, Pemkab Cianjur optimis ekosistem pariwisata di sekitar Situs Megalitikum tertua di dunia ini akan semakin profesional. Selain itu dapat memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar.(*)












