CIANJUR TIMES – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyambut positif keputusan Menteri Dalam Negeri yang mengizinkan kembali pemerintah daerah menggelar rapat di hotel. Kebijakan ini diharapkan dapat mendongkrak angka hunian hotel yang sempat anjlok drastis.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja, di Cianjur pada Kamis (12/6/2025) menjelaskan bahwa larangan rapat di hotel bagi pemerintah daerah sebelumnya membuat tingkat hunian atau okupansi menurun tajam. Bahkan, pada akhir pekan tertinggi hanya mencapai 40 persen. “Sudah sekarat dengan kondisi adanya larangan tersebut, bahkan saat libur panjang akhir pekan Hari Raya Idul Adha 2025, okupansi hanya sampai 20 persen,” katanya.
Dampak luasnya, Nano mengungkapkan, tidak sedikit pengelola hotel di Cianjur terpaksa mengurangi jam dan hari kerja karyawan. Langkah ini untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meminimalkan pengeluaran operasional.
Dengan adanya keputusan terbaru dari Mendagri, PHRI Cianjur berharap sektor perhotelan yang sempat terpuruk dapat kembali bangkit dan sehat. Harapannya, seiring peningkatan angka hunian serta promosi yang pemerintah daerah bantu.
“Kami berharap kebijakan baru ini menjadi angin segar bagi pelaku usaha perhotelan sehingga okupansi dapat kembali meningkat karena selama ini keberadaan hotel dan restoran menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) ketiga di Cianjur,” ujarnya.
Dukungan Pemkab Perkembangan Hotel dan Strategi Pariwisata Cianjur
Bupati Kabupaten Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, menyatakan dukungan terhadap keputusan Mendagri terkait pelaksanaan rapat di hotel. Namun, ia berharap pelaksanaan rapat harus secara selektif dan dengan penyesuaian sesuai kebutuhan, seperti ruangan yang luas untuk peserta banyak.
“Jangan sampai semua rapat di hotel. Ketika tidak ada ruangan yang memadai milik pemerintah misalnya sehingga rapat terpaksa harus di hotel, kalau masih ada gedung pemerintah ya gunakan,” katanya.
Ke depan, Bupati menambahkan, pemerintah daerah akan membantu meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke Cianjur. Tujuannya agar hotel dan restoran tidak hanya bergantung pada rapat pemerintah. Dengan demikian, okupansi dapat terus meningkat, terutama saat libur akhir pekan dan libur panjang. “Kami akan membantu dengan meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke Cianjur. Ini akan kami lakukan dengan menggencarkan promosi dan sosialisasi agar Cianjur lebih terkenal dengan beragam destinasi wisata lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang, termasuk hotelnya,” kata dia. (*)