CIANJUR TIMES – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur melaporkan peningkatan hunian hotel yang signifikan. Selama periode libur Natal 2025, angka Okupansi Hotel Cianjur berhasil menyentuh 60 persen. Peningkatan ini mulai terlihat sejak tanggal 25 hingga 28 Desember kemarin.
Wisatawan asal wilayah Jabodetabek tercatat mendominasi kunjungan ke sejumlah hotel di kawasan Puncak. Sebanyak 700 hingga 800 kamar hotel dilaporkan telah terisi penuh selama puncak liburan. Capaian ini menjadi kabar baik bagi pemulihan ekonomi sektor pariwisata di daerah.
Humas PHRI Cianjur, Samsul Rizal, menyebut lonjakan ini bertepatan dengan masa libur panjang sekolah. Kondisi tersebut mendorong keluarga untuk menghabiskan waktu lebih lama di kawasan wisata. Angka ini dinilai jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya.
Optimisme PHRI Jelang Pergantian Tahun Baru 2026
Meskipun angka Okupansi Hotel Cianjur saat Natal cukup tinggi, pesanan untuk malam tahun baru masih bergerak. Saat ini, pesanan kamar baru mencapai kisaran 15 hingga 20 persen dari target. Namun, PHRI tetap optimis angka tersebut akan melonjak drastis saat mendekati malam pergantian tahun.
Pihak hotel terus menggencarkan berbagai promosi menarik untuk menggaet para wisatawan luar daerah. Berbagai penawaran seperti diskon khusus dan pertunjukan seni budaya mulai disiapkan oleh pengelola. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi target hunian hingga libur sekolah berakhir.
“Kami tetap optimis bahwa target ini dapat tercapai satu hari menjelang malam pergantian tahun,” ujar Samsul Rizal dalam keterangannya.
Perayaan Tanpa Kembang Api Sesuai Aturan Pemerintah
Terkait perayaan malam tahun baru, PHRI Cianjur memastikan kepatuhan terhadap aturan pemerintah dan kepolisian. Sosialisasi larangan pesta kembang api telah secara masif seluruh pengelola hotel terima. Kebijakan ini demi menjaga ketertiban serta keamanan publik di wilayah Cianjur.
PHRI telah menerima surat edaran resmi mengenai larangan penggunaan petasan dan kembang api tersebut. Pengelola hotel perlu untuk fokus pada sajian hiburan lain yang lebih aman. Sebagai gantinya, hotel akan menampilkan suguhan budaya lokal untuk menjamu para tamu.***












